Bermanfaatkah kita untuk mereka?

"sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (HR Bukhori Muslim).

"kamu lihat dia ngga? sudah dua hari ngga masuk,kemana ya?"
sahabat semua pasti pernah merasakan kerinduan kepada seseorang, ataupun siapa saja pasti mengalaminya. di saat hadir dia membuat kita bahagia dan terus semangat. Namun sahabat juga pasti pernah mengalami saat kehadiran seseorang justru menjadi bencana bagi kita dan yang lainnya.

Hadist di atas mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai manfaat diri ini bagi yang lainnya? Istilah Emha Ainun Nadjib-nya, tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat,mubah atau haram.

Seperti apa sih manusia wajib itu? manusia wajib itu di tandai jikalau keberadaanya justru sangat dirindukan, membawa manfaat, perilakunya membuat siapapun yang ada di sekitarnya terpesona ( tapi beda dengan tebar pesona ya..) kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh manfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik.

Bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh, dan marahnya pun karena Alloh SWT.

Lalu seperti apa orang yang sunat itu? sala satu cirinya adalah saat keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap ke dalam hati kita.

Orang yang mubah, ada dan tidak adanya tidak berpengaruh buat yang lainnya. ada dan tidak adanya itu tidak membawa manfaat, tidak juga menjadi pengganggu buat yang lainnya.
Adapun orang yang makruh, keberadannya justru menjadi mudharat ( Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. misalnya,kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang).

Lain lagi dengan orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. (semoga kita bukan tipe yang ini ya..)

Tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini orang yang memberi manfaat buat yang lain atau hanya jadi benalu saja? orang lain merasa mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di hadapan yang orang lain itu sebagai manusia wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?
udahan dulu ya, sekarang aku mau merenung dulu..

( sumber : Kumpulan Tausyiah AaGym )

Posting Komentar

16 Komentar

Yay mengatakan…
Keren^^ -thumbsup-
brigaspad mengatakan…
Saya berarti nggak ya???
BeeMouNTaiN mengatakan…
jangan kan kamu saya aja masih merenung sampe sekarang... gak tau yang mana? belom tau jawabnya,
tyas mengatakan…
mudah2an aku jadi blogger-wajib buat km n blogmu ini.. kangen nggak nih kalo aku ngilang.. (harus kangen yaa, awas kalo nggak!!) hehehe....
BeeMouNTaiN mengatakan…
tidakkkkkkkk..kalo ngilang ntar blog ini juga ikut ngilang dong...hehe
suryaden mengatakan…
aku nggak ada kaitannya sama emha...
tapi aku wajib hidup karena meskipun sedikit aku bermanfaat juga bagi keluargaku...
yakin gitu dong... kebanyakan teori malah bingung nanti... langsung praktek ajalah...
MU Fans mengatakan…
klo orang yang sifatnya selalu sprti benalu pst tdk akan berkembang...selalu bergantung pd org lain...

btw, thanks yo komennya...hi3x
Rizal mengatakan…
wah-wah ada apa gerangan neh??? ampe2 geni yaa,, ya semuanya sih pengennya yang wajib yaa, tapi gak tau prakteknya haram apa wajib neh,, hehehe
BeeMouNTaiN mengatakan…
ini hanya sebuah teori manusia karena penilaian manusia masih bisa subyektif..bener kan..bagi kita yang utama adalah penilaian dari sang pencipta .itu saja cukup .ok!
Syamsul Alam mengatakan…
Woah..... yang penting emang praktek. Tapi kadang berkoar-koar penting untuk menumbuhkan rasa ingin praktek mas suryaden......
BeeMouNTaiN mengatakan…
sip..bener banget, karena yang menjadi nilai di hadapanNya adalah amal kita (prakteknya) biar ga masuk golongan NATO..hehe, teori tak selamanya benar karena hanya teori sang pencipta yang benar selamanya..thanks ya dah coment..salam
Lia FuNniezt mengatakan…
hayo,,,,,,,










agy ngapin????????????
Renny mengatakan…
dalem banget ni bi...
Indra Putu Achyar mengatakan…
yaaaa semoga bermantfaat laaah sob... post :thumbsup: ajiiiiip
BeeMouNTaiN mengatakan…
wew ah...kan sama-sama belajar..memberi yang terbaik...trima kasihku padamu kuucapkan pada guruku tercinta..lho ko nyanyi..
Anak Bangsa mengatakan…
wah2... keren bgt mas... kira2 saya masuk tipe mana yah?? hehe...

tapi bener tuh tipe haram buat salah satu dosen gw... huhu....
advertise

Subscribe Text

Jangan lewatkan info kegiatan kami